BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Dampak COVID-19 dan banjir di Kalsel juga dirasakan oleh beberapa pondok pesantren. Seperti Ponpes Nuzhatul Muttaqin, di Desa Tabing Rimbah, Kecamatan Mandastana, Barito Kuala.
Untuk ke lokasi ini waktu sekitar satu jam dari Banjarmasin. Posisi ponpes berada di wilayah terpencil. Akses jalannya jauh dari kata layak. Saat bencana banjir melanda Kalsel awal tahun tadi, Nuzhatul Muttaqin juga ikut terendam. Sehingga sempat menghambat aktivitas di sana.
Melihat realita ini, Sabtu (21/8/2021) tadi, tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) cabang Kalsel tergerak. Untuk membantu para santri yang menimba ilmu di sana. Bantuan yang diberikan berupa distribusi seribu beras, hasil dari swadaya masyarakat.
Salah satu pengajaran ponpes, Ustaz SIbawaihi, mengaku terkejut. Mereka tak menyangka dapat bantuan beras. “Tidak disangka-sangka, bahkan seluruh pengurus heran saat ada ratusan karung yang datang,” ungkapnya.
Ia mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut. Dia menyebut, tercatat ada 200 santri yang menimba ilmu di sana. Plus, dukungan 19 orang pengurus. “Insyaallah, bantuan beras ini akan digunakan sebaik-baiknya untuk seluruh santri di ponpes ini,” ucapnya.
Tak hanya untuk Nuzhatul Muttaqin. Bantuan seribu beras ini juga disalurkan ke dua ponpes lainnya. Yaini Nurul Hidayah di Desa Lok Baintan, Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar dan Tahfidz Qur’an Raudhatul Mutaallimin Annahdiyah (RMA) di Banjarbaru.