
TANJUNG SELOR, Poros Kalimantan – Ada 11 proyek strategis yang digaungkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) pada masa kepemimpinan Gubernur Dr H Irianto Lambrie. Namun, ada 4 yang benar-benar strategis dan patut direalisasikan guna mengatasi dampak perekonomian pasca Covid-19 melanda.
Keempatnya, yakni Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Lalu, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan memaksimalkan potensi sungai di Kaltara. Selanjutnya, Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor, dan pembangunan Food and Rice Estate. “Empat proyek prioritas ini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Kaltara sehingga ketergantungan terhadap sektor primer akan berkurang,” kata Gubernur.
KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi, dijelaskan Irianto, sesuai data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Kaltara sudah diterbitkan izin lokasi bagi 4 investor. Adapun total nilai investasinya, sekitar USD 22,8 miliar. “KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi atau KIPI Kaltara masuk dalam kawasan strategis provinsi dan kawasan strategis nasional yang ditetapkan melalui Perpres No. 56/2018,” urai Irianto.
Luas area kawasan peruntukkan industri di KIPI Kaltara, sekitar 10.150 hektare. “Saat terealisasi, KIPI Kaltara mampu menyerap sekitar 60 ribu tenaga kerja. Dan, saya optimis KIPI Kaltara akan terealisasi dengan baik karena posisinya strategis. Yakni, berada di jalur ALKI II,” ulas Gubernur.
Untuk PLTA, salah satu yang paling dikejar realisasinya adalah PLTA Sei Kayan. Pembangunan PLTA ini juga masuk kedalam proyek strategis nasional sesuai Perpres No. 56/2018. “Progressnya saat ini, sesuai data Bappeda-Litbang berada pada tahap penerbitan izin bendungan,” jelas Irianto.