BARABAI, Poros Kalimantan – Pernah mendengar ungkapan “Buruk Sikuan“? Ungkapan ini jadi bagian dari tradisi lisan masyarakat Banjar.
Istilah ini digunakan untuk menyebut pandangan tentang pentingnya komitmen dan keikhlasan dalam memberi sesuatu.
Lantas dari mana asal-usulnya? Istilah ini dinilai sudah ada sejak zaman dahulu. Terutama dalam mengikrarkan janji dan sumpah sakral.
Saat komitmen yang tak dilaksanakan berdampak langsung pada anggota tubuh. Seperti kisah Pinokio yang hidungnya memanjang setiap kali berdusta.
Begitu juga istilah Buruk Sikuan. Ini menggambarkan saat seseorang mengambil kembali sesuatu yang sudah diberikan.
Dalam tradisi Banjar, mengambil kembali barang yang telah diberikan disebut sebagai Buruk Sikuan.
Tidak diketahui apakah ini hanya kiasan atau kepercayaan bahwa siku seseorang akan membusuk di akhirat kelak jika mengambil barang yang sudah diberikan.
Yang pasti, peribahasa ini masih hidup dan digunakan saat menyebut tindakan itu.