AMUNTAI, Poros Kalimantan – Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Kota Banjarbaru sejak Jumat hinggan Sabtu, (4-5 September 2020), melaksanakan studi lapangan ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), persisnya di Desa Murung Asam, Kecamatan Sungai Pandan, Alabio.
Bertajuk Program Kemitraan Masyarakat ‘Edukasi pada Masyarakat Desa Murung Asam untuk Melestarikan Itik Alabio dari Kepunahan oleh Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam).
Tim Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan dipimpin langsung Ir Herliani M.Si Dosen Fakultas Pertanian Studi Peternakan. Berhadir juga Dr Ir Tanwirul Millati, MP Dosen Fakultas Pertanian Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) dan Dr Eka Sumantri yang juga Dosen Peternakan.
Serta perwakilan dari Dinas Pertanian Bidang Produksi Peternakan Kabupaten HSU Syafrudin Hasbi dan Parwanto S.P dari Fakultas Pertanian.
Kegiatan dipusatkan di kediaman Ketua Kelompok Peternakan Harapan Bahagia I Abrar dan diikuti puluhan peternak Itik.
Pertemuan ini juga diisi diskusi antara peternak dan dosen dari universitas terkemuka di Kalimantan Selatan tersebut.
Dr Eka Sumantri pada kesempatan tersebut menyampaikan maksud kedatangan dirinya dan rekan dari Unlam ke desa. Disebutkan, salah satu desa yang maju dalam sektor peternakan unggas khususnya itik Alabio.
Namun fakta saat ini sangat sulit menemukan Itik Alabio hasil perkawinan murni atau ras murni Itik Alabio.
Bahkan saat ini bibit anakan Itik Alabio yang betul-betul murni didapatkan dari luar Alabio atau Kabupaten HSU lewat Balai Penetapan Telur (BPT).
“Fakta Itik Alabio yang murni bisa didapatkan di BPT yang ada di Kota Bogor dan Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Padahal unggas ini asli berasal dari Alabio sini,” ungkap Eka ke peternak di Desa Murung Asam.
Meskipun demikian, pria berkacamata ini optimis bahwa masih ada peternak yang tetap menetaskan dan mengemban biakkan unggas unggul Kabupaten HSU tersebut di tengah kebiasaan mengkawin silangkan Itik Alabio dengan unggas lain seperti Itik Entok, Serati dan MA atau Itik Ratu bahkan Itik Peking.
“Jadi pada diskusi yang dilakukan bersama kelompok peternak ini terungkap sebagian besar peternak memilih Itik Peking atau Itik Raja lebih pada ke permintaan pasar baik dari hasil telur dan daging,” kata Eka.
Meskipun secara keunggulan baik fisik dan kualitas Itik Alabio dari telur cukup unggul dan tidak rentan penyakit.
Eka pun mengaku prihatin meski kegiatan bukan intervensi pada peternak itik untuk dipaksa menernakkan Itik Alabio.
“Misalnya! Kalau di Madura warga disana bangga punya sapi karapan yang memiliki asal usul turunan yang jelas.