BANJARBARU, Poros Kalimantan – Musibah banjir di awal tahun 2021 yang menimpa banyak daerah di Kalimantan Selatan masih meninggalkan duka dan derita bagi para petani. Salah satunya di Desa Aluan Besar, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Lahan pertanian pangan mulai dari sawah padi, tanaman hortikultura dan kandang-kandang ayam masih rusak berat. Sementara itu, juga belum ada bantuan rehabilitasi lahan dan aksi tindakan nyata untuk membantu meringankan penderitaan petani dari Pemerintah Kabupaten HST mau pun Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan.
Ketua Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan, Dwi Putra Kurniawan berkunjung ke lokasi. Ia berdialog bersama salah satu ketua kelompok tani, M Basri beserta 3 orang petani anggotanya yaitu ibu Fatimah, Sri Rahmadani dan Ibu Rahmah, Minggu, (20/06/2021).
Dari hasil dialog diketahui bahwa sawah di Bantak, Sirang, Bangkal, rampakan dan Rasau rusak parah akibat tertimbun lumpur tanah merah hingga selutut orang dewasa. Sehingga menyebabkan kurang lebih 283 hektar sawah tidak dapat ditanami benih padi lagi.
Padahal pada saat banjir bandang datang, desa mereka adalah tempat yang sangat subur untuk bertani maupun beternak ayam.
Ibu Fatimah bercerita sawah 1 hektar miliknya pada saat itu sedang ada tanaman padinya dan langsung hancur, gagal panen. Ia taksir kerugiannya sekitar Rp 20 juta, belum termasuk hutang pupuk yang masih belum terbayarkan karena berharap bisa membayar saat panen. Tapi apa daya semua sirna ditelan bencana.
Lebih memprihatinkan lagi, sampai saat ini para petani yang seharusnya punya stok cadangan pangan dari hasil panen di sawah sudah mulai kehabisan stok pangan akibat gagal panen tersebut.
“Bantuan sembako hanya mereka terima saat mengungsi di pengungsian bulan Januari lalu. Di saat ini kehidupan mereka pun terancam kelaparan akibat belum bisa kembali menanam karena lahan masih tertutup lumpur tanah merah,” jelas Dwi.