BARABAI, Poros Kalimantan – Bencana banjir besar dan tanah longsor, khususnya di Kab. HST beberapa waktu lalu, mengingatkan kita akan kelalaian dalam menjaga dan mempertahankan keseimbangan alam. Sebuah teguran agar kita harus segera bertindak, melakukan aksi nyata dan massive sebagai upaya antisipasi agar bencana ini tidak terulang lagi. Dan tidak lupa untuk selalu memohon ampunan dan perlindungan kepada Tuhan YME.
Sebagai pengelola kawasan hutan di 3 kabupaten, yaitu Kab. Tapin, HSS dan HST, KPH Hulu Sungai pun tidak tinggal diam. Aksi nyata penanaman pohon yang dibungkus dalam bentuk Gerakan Revolusi Hijau terus ditingkatkan. Sebuah gebrakan aksi penyelamatan hutan dan lingkungan sejak tahun 2017 yang dimotori oleh Dinas Kehutanan Prov. Kalsel.
Sabtu (7/8) kemarin, Revolusi Hijau KPH Hulu Sungai sasar Kawasan Ekowisata Pedalaman Pegunungan Meratus Dusun Pantai Mangkiling Desa Datar Ajab Kec. Hantakan Kab. HST. Bersama kelompok jurnalis lingkungan Pena Hijau, relawan Posko Meratus, Pecinta Alam dari beberapa Universitas di Kalsel, tokoh masyarakat serta masyarakat setempat.
“Revolusi Hijau kali ini kita fokuskan pada daerah terdampak banjir. Salah satu upaya kita untuk konservasi tanah dan air,” ungkap Rudiono Herlambang, Kepala KPH Hulu Sungai sembari menyerahkan secara simbolis bibit Alpukat kepada Denny, ketua Pena Hijau Indonesia.
KPH Hulu Sungai telah mengantarkan 625 batang bibit yang terdiri dari Alpukat sebanyak 100 batang, Jengkol 500 batang, Lengkeng 10 batang dan Sirsak 15 batang untuk kegiatan penanaman hari itu.