JOMBANG, Poros Kalimantan – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar beri kuliah umum di Sekolah Badan Usaha Milik Desa di Gedung Serbaguna STIE PGRI Dewantara, Sabtu (5/12/2020) tadi.
Kuliah ini, dihadiri oleh Pengelola BUMDes, Mahasiswa dan Pendamping Desa, yabg mengikuti secara Online dan Offline.
Pria yang akrab disapa Gus Menteri ini menegaskan, perencanaan pembangunan desa haruslah selalu bertumpu ke akar budaya desa.
Dicontohkan, jika membangun desa di Jombang harus diselaraskan dengan akar budaya di Jombang, hingga karakter pembangunan akan berbeda nantinya.
“Olehnya, dalam perencaan pembangunan desa, kami landingkan SDGs Global ke level desa yang kami sebut SDGs Desa,” kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.
Kebijakan ini dituangkan dalam buka yang kita sebut SDGs Desa yang merupakan pembumian dari SDGs Global melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Konsep ini, kata Gus Menteri, dibumikan lagi. Dari 17 Goals (Tujuan) dalam SDGs Global, maka di SGDs Desa ditambahkan lagi satu poin yaitu Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adatif.
“Pembangunan apapun di desa harus bertumpu pada akar budaya masyarakat setempat karena semua hal yang dibangun dengan basis budaya pasti akan miliki ketahanan yang luar biasa, akan miliki tangkal yang bagus,” terabg Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Kepala desa dalam merencanakan arah pembangunan desa untuk mengacu pada SDGs Desa. Menurutnya, permasalahan yang paling mendasar dalam pembangunan adalah perencanaan. Oleh karenanya, Kepala Desa harus bisa jelaskan soal itu dengan sederhana.