BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Banjarmasin, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Banjarmasin, Rabu (13/4/22) pagi.
Ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan. Di antaranya soal kenaikan harga minyak goreng (migor) dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu mereka juga membawa tuntutan terkait undang-undang pelecehan seksual. Lalu
Perda Ramadan dan Perda nomir 12 tahun 2016 tentang tempat hiburan malam (THM).
Massa aksi ditemui langsung oleh Ketua DPRD Banjarmasin, Harry Wijaya. Didampinginya, ia lalu berdialog bersama massa.
Saat menemui mahasiswa, perdebatan sempat terjadi. Namun akhirnya DPRD Banjarmasin pun menerima dan menindak lanjuti tuntutan sikap dari HMI Banjarmasin.
Ketua Umum HMI Cabang Banjarmasin, Nurdin Ardalepa mengatakan. Meski tuntutan sudah diterima DPRD, pihaknya tetap bakal melakukan pengawalan dalam jangka waktu dua bulan.
“Hari ini tuntutan kami diterima dan bakal kami kawal. Karena kita serius mengawal aspirasi rakyat ini,” tegasnya.
“Kita telah mempelajari dan mengkaji sejak Desember. Dan sudah teken resmi dari DPRD Banjarmasin, dan jika nanti masih berdelik, tentunya Mosi kami Mosi Tidak Percaya dan bakal membawa ke Dewan Etik DPRD Banjarmasin,” lanjutnya.
Dalam aksi tersebut, massa juga sempat melempar sindirian kepada Harry Wijaya. Terkait dengan kinerjanya selama ini memimpin dewan.