TANJUNG SELOR, Poros Kalimantan – Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie terlibat dalam pembicaraan dalam web conference prospek kerjasama Rusia-Indonesia di bidang Ekonomi dan Perdagangan, Kamis (13/8).
Di kesempatan ini Gubernur memaparkan sejumlah poin keunggulan komparatif yang dimiliki provinsi termuda di Tanah Air ini. Konferensi dipandu oleh moderator Suren Vardanyan, Wakil Persekutuan Kamar Dagang-Industri Moscow.
Selain Gubernur, pembicara konferensi adalah Oleg Kopylov Minister Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Azis Nurwahyudi Kuasa Usaha Ad Interim RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia, Sergey osov Direktur Departemen Asia, Afrika, dan Amerika Latin Kementerian Industri dan Perdagangan Federasi Rusia, Hj Diana Dewi Ketua Umum Kadin DKI Jakarta.
Termasuk juga Sergey Rossomakhov Atase Perdagangan Federasi Rusia di Indonesia, Farid Amir Atase Perdagangan Republik Indonesia di Federasi Rusia, Michael Kuritsyn Ketua Bussiness-Council Rusia-Indonesia, dan Alexander Moiseev General Director 000 ‘Ekofour’.
Gubernur memaparkan, Provinsi Kaltara merupakan provinsi baru di Indonesia yang luas wilayah daratannya lebih dari 75 ribu kilometer persegi atau sekitar satu setengah kali luas Jawa Timur. Atau satu dua pertiga luas Provinsi Sumatera Barat. Namun penduduknya masih cukup sedikit, berkisar 724.483 jiwa.
Kaltara dikenal memiliki kekayaan alam yang cukup baik utama hutan tropis yang sangat luas ada 6 juta hektare yang masih terpelihara dengan baik meskipun beberapa tahun yang lalu sudah terjadi kegiatan penebangan hutan di Indonesia. Gubernur mengenalkan kawasan konservasi hutan yang disebut kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang yang luasnya 1,3 juta hektare, yang notabene merupakan kesatuan hutan primer dan hutan sekunder tua terluas yang tersisa di Kalimantan dan seluruh Asia Tenggara.
Lebih dari 175 ribu hektare tambak udang yang dikelola oleh rakyat merupakan sebuah kekayaan yang langka di dunia. Catatan volume produksi perikanan secara umum pada tahun 2019 mencapai 540 ribu ton lebih dengan nilai mencapai 3,53 triliun. Potensi gas alam dan minyak bumi juga menjadi andalan masa depan provinsi ini. “Perusahaan Pertamina menemukan cadangan yang cukup besar di Kaltara, yang menurut mereka termasuk 5 besar cadangan gas terbesar di dunia. Akan tetapi sampai saat ini belum dikembangkan secara massif untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Secara ekonomi, Kaltara adalah satu-satunya provinsi di Kalimantan yang mampu tetap survive atau bertahan terhadap resesi ekonomi global dampak pandemi Covid-19. “Sampai dengan triwulan II 2020 sebagian besar daerah di Indonesia mengalami kontraksi. Tetapi Kaltara masih tetap tumbuh 1 sampai 2 persen. Ini didukung oleh ekspor hasil perikanan dan sawit kita yang cukup baik. Inflasi kita juga cukup terkendali,” ujarnya.
Angka Gini Rasio 0,29 yang jauh di bawah nasional menjadikan Kaltara sebagai provinsi dengan tingkat ketimpangan kesejahteraan yang terjaga cukup rendah. Demikian juga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltara ada terbaik nomor dua di Kalimantan, setelah Kalimantan Timur.
Gubernur menegaskan dan meyakinkan kembali pentingnya investor berinvestasi di provinsi paling muda ini. Ada beberapa alasan. Antara lain, dijadikannya Kalimantan sebagai Ibu Kota Negara akan memberi dampak yang sangat baik bagi investor. Hal itu yang akan mendorong Kaltara menjadi ladang investasi yang baik sebagai daerah penopang Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur.
Dan saat ini, pemerintah (pusat) juga terus mendorong pemenuhan infrastruktur di Kaltara karena letaknya yang strategis berada di perbatasan negara. Salah satunya dorongan pemerintahan Presiden Joko Widodo, mempercepat realisasi pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan. “Besar kapasitas pembangkit itu 9.000 Mega Watt. Dan akan dimulai konstruksi tahun ini. Dan hasil survei peneliti, potensi energi listrik sungai-sungai di Kaltara lebih dari 15 ribu Mega Watt tersebar di Sungai Sembakung, Sungai Mentarang, dan Sungai Bahau,” ujarnya.