KANDANGAN, Poros Kalimantan – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan menggelar silaturahmi bersama Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) se-Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), pada Selasa, (29/6/2021).
Dilaksanakan di aula Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Baladul Amin, Telaga Langsat, HSS, acara silaturahmi ini di hadiri jajaran Polda Kalsel, Kanit Subdit Kamsus Dit Intelkam Kompol I Wayan Suwardiasa, Kombes Pol Sasri Adijaya, Ketua FKPP HSS, Fahmi, S.Pdi, Ketua MUI HSS, KH Muhammad Riduan Basri atau Guru Kapuh, serta para pengurus dan Ustadz-Ustadzah Pondok Pesantren Se-kabupaten HSS.
Mengusung tema “Bersama Pemerintah dan TNI/Polri, Pondok Pesantren sebagai benteng masuk dan berkembangnya paham radikal/intoleran serta menjadi pelopor penerapan protokol kesehatan covid-19 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan”, silaturahmi tersebut juga dibalut dengan kegiatan diskusi dan sosialisasi tentang pencegahan radikalisme dan terorisme di lingkungan pondok pesantren.
Dalam pemaparannya, Kompol I Wayan Suwardiasa menyampaikan beberapa informasi penting, yakni tentang kasus Covid-19.
Pimpinan Polda Kalsel itu juga mengajak masyarakat mendukung kegiatan pemerintah melawan Covid-19 dengan cara berpartisipasi program Vaksinasi Covid-19, sehingga tidak perlu berpolemik bahwa Virus ini rekayasa atau buatan.
Dalam kesempatan tersebut, Kompol I Wayan Suwardiasa juga mengingatkan bahaya akan paham terorisme, radikalisme, intoleransi.
“Isu utama yang kita sampaikan, yakni antisipasi masuknya paham radikal di wilayah pondok pesantren. Kami apresiasi upaya pondok pesantren di wilayah HSS yang tergabung dalam FKPP, sangat konsen untuk penanganan radikalisme,” tuturnya.
Ia berpesan kepada Pondok pesantren lebih selektif dalam mengangkat tenaga pengajar. Hal tersebut dimaksudkan sebagai filter bagi generasi muda saat ini yang sangat mudah untuk terprovokasi.
Dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme, pondok pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman agama Islam.
“Pondok pesantren harus lebih waspada dalam mengangkat ustadz dan tenaga pengajar. Hal ini untuk mencegah narasi yang sifatnya provokatif,” tambah Kompol I Wayan Suwardiasa.
Senada dengan penyampaian Kompol I Wayan Suwardiasa, Kombes Pol Sasri Adijaya berharap agar setiap organisasi melakukan filter terhadap paham radikalisme yang menyebabkan sikap intoleransi dan memuncak pada aktivitas terorisme.