“Jadi apa culture kami yang spesifik, kami semua orientasinya adalah customer oriented. Karena yang kami produksi adalah jasa. Maka kemudian perilaku yang menonjol adalah layanan customer oriented, layanan yang beyond expectation nasabahnya,” jelasnya.
Setelah mengadopsi BRI One Culture, sambungnya, selanjutnya adalah mengintegrasikan layanan Bersama Pegadaian dan PNM. Sunarso mengatakan, integrasi ketiga entitas BUMN yang memiliki model bisnis berbeda ini akan saling memperkuat potensi usaha masing-masing. Namun tidak menghilangkan model bisnis Pegadaian dan PNM yang khas.
“Kami juga bisa mengefisienkan karena kehadiran 3 institusi ini. Ada joint location, operationnya lebih efisien, lebih digital dan lain-lain,” ucapnya.
Dengan demikian jelasnya, target BRI untuk melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya operasional seminimal mungkin, juga risiko serendah mungkin akan semakin cepat terealisasi.
Oleh karena itu dia memastikan seluruh man power BRI dari top manager hingga frontliner yaitu tenaga pemasar seperti mantri BRI, harus memahami transformasi dan sinergi tersebut dengan mengamalkan nilai-nilai BRI One Culture.
“Bahwa visi kami sekarang ini menjadi ‘The Most Valuable’ tapi tidak hanya bank, tapi juga banking group. Artinya kami melibatkan anak perusahaan ataupun subsidiary company. Kami ingin lebih tinggi lagi menjadi ‘Champion of Financial Inclusion’, artinya menguasai market share, terutama di UMKM,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi