![]() |
NARASUMBER SEMINAR : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie saat menjadi narasumber seminar nasional secara daring gelaran Institut Bumi Borneo, Sabtu (4/7). |
TANJUNG SELOR, Poros Kalimantan – Pelaksanaan pembelajaran sekolah di masa adaptasi kebiasaan baru di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), termasuk di wilayah perbatasan dilakukan dengan dua sistem. Yaitu melalui Daring (dalam jaringan), dan Luring (luar jaringan). Demikian disampaikan oleh Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie saat bertindak sebagai salah satu narasumber dalam seminar nasional secara virtual atau Webinar, dengan tema; “Tantangan Pendidikan Daerah Perbatasan Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru”, Sabtu (4/7) siang.
Selain Gubernur Kaltara, bertindak narasumber dalam acara yang difasilitasi oleh Institut Bumi Borneo itu, dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, serta Direktur Institut Bumi Borneo Dr M Yunus Abbas.
Untuk pembelajaran dilaksanakan melalui dalam jaringan atau daring, jelas Irianto dilakukan dengan melibatkan media TVRI dan RRI, ataupun lewat aplikasi zoom dan lainnya. Metode lain, tenaga pendidik mendatangi rumah siswa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Sementara, pembelajaran di luar jaringan (Luring), lanjutnya, dilaksanakan dengan tatap muka di kelas, namun diatur jam pembelajaran, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Skemanya nanti diatur dalam Pergub (Peraturan Gubernur) tentang pedoman adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman dari Covid-19, yang sementara sedang diselesaikan draftnya. Tentu dengan tetap merujuk pada aturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tentang sistem pendidikan di masa adaptasi kebiasaan baru,” terangnya.