![]() |
POLEMIK – Kartu pra-kerja dianggap masih belum efektif memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang relevan dengan daerah setempat. |
BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Program Kartu pra-kerja yang diluncurkan pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus untuk mengurangi jumlah pengangguran terus menuai polemik di masyarakat.
Terlebih, ketika program yang diluncurkan ditengah pandemi Covid-19 ini dinilai sangat memihak kepada masyarakat kalangan menengah yang bertempat tinggal di perkotaan. Tidak secara menyeluruh mencapai masyarakat yang berada di pelosok daerah maupun masyarakat lainnya yang tidak bisa mengakses langsung program tersebut.
Selain itu program kartu pra-pekerja ini juga dianggap masih belum optimal dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang relevan dengan daerah setempat terlebih ditengah pandemi saat ini.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalsel, Siswansyah, melalui Kepala Bidang Pembinaan Pelatihan Produktifitas dan Penempatan Tenaga Kerja (P4TK), Wahyudin Noor, turut mengakui, bahwa kartu pra-kerja yang merupakan salah satu program dari pemerintah ini ternyata masih belum optimal dalam menjaring para pencari kerja.
“Yang pasti dalam kondisi pandemi ini peruntukkannya untuk sekarang diutamakan mereka yang terdampak pandemi Covid-19, baik itu yang di-PHK hingga yang usahanya tidak jalan lagi,” ungkap Wahyudin Noor.