Dijelaskannya lagi, beban berat tak hanya didapatkan tim pengambil swab, tapi juga tim administrasi yang juga berjibaku mengolah data hasil swab yang cukup banyak, sementara tenaganya hanya 3-4 orang.
“Ditambah dengan data hasil swab yang baru bisa didapatkan pada jam 10 malam, tim administrasi sering kali begadang untuk melakukan pencekan dan perbaikan terhadap data hasil swab sebelum dikirimkan pada pihak terkait,” paparnya.
Fahriadi optimis upaya yang mereka lakukan bersama tim-tim tidak sia-sia. Bekerja denga terus semangat untuk kebaikan bersama di Hari Kemerdekaan merupakan sumbangsih bagi negeri, terutama dalam upaya memerangi Pandemi Covid-19 dengan melakukan pengambilan Swab Test massal.
“Semoga pekerjaan kami ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk negeri dalam rangka memerangi virus, bergotong royong bersama masyarakat sehingga angka positif bisa menurun sehingga ke depan pekerjaan kita bisa lebih ringan,” harapnya.
Hal serupa diungkapkan Koordinator Tim Pengambil Swab Muhammad Hurmadani, bahwa tak ada jeda libur dalam pengambilan swab.
“Memang lelah, bahkan kami harap ada jeda libur seminggu sekali, ternyata rentetan pengambilan swab harus kami lakukan tanpa kenal hari libur dan terus berjuang tanpa kenal tanggal merah,” ungkapnya.
Pihaknya juga menghadapi kendala, selain harus menggunakan APD berlapis-lapis, perlengkapan APD pun menghadapi banyak kendala tapi tetap tidak menyurutkan mereka untuk bertugas.
“Ada banyak kendala dalam perlengkapan APD, diantaranya stok yang tak sesuai kebutuhan karena ukurannya kebesaran, tapi tetap kita lakukan pelayanan walau dengan APD yang ukurannya kedodoran tadi,” sebutnya.
Hurmadani menambahkan, untuk teknis pengambilan swab sebenarnya dilakukan oleh Tim Dokter Spesialis THT, namun karena keterbatasan jumlah Dokter THT di Kabupaten Banjar sehingga kewenangan pengambilan swab dilimpahkan pada Labkesda Banjar.
“Untungnya kita punya anggota yang lumayan banyak, baik ASN maupun non ASN untuk melakukan pengambilan swab. Kita juga tak hanya mengandalkan personel dari Labkesda saja, tapi juga disupport tenaga dari Puskesmas,” katanya.
Hurmadani ingin tugas mereka sebagai tenaga kesehatan untuk memutus mata rantai peyebaran virus ini dapat maksimal.
“Mudahan dalam waktu dekat virus ini sudah tak ada lagi dan menjadi wujud merdeka bagi kita semua. Pengambilan swab massal ini adalah perjuangan kami setiap hari tanpa jeda dan kami akan terus berjuang tak kenal hari libur,” jawabnya dengan semangat.
Sementara itu, salah satu petugas pengambil swab, Laili Munawarah merasa bangga bisa ambil bagian dalam pengambilan swab massal ini.
“Ini menjadi kebanggaan dan pengalaman bagi saya, kapan lagi bisa mendapatkan pengalaman mengambil swab seperti saat ini,” kata analis kesehatan Puskesmas Sungai Tabuk 2 yang diperbantukan di Labkesda Dinkes Banjar ini.
Bagi Laili, bekerja mengambil sampel swab dengan pakaian hazmat memang cukup berat, namun ia bangga bisa berkontribusi dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Banjar.(ari/and)