BANJARBARU, Poros Kalimantan – Kasus pembuangan bayi marak terjadi di Banjarbaru. Pelakunya bahkan masih berkeliaran. Dari empat kasus, hanya satu pelaku teridentifikasi.
Lantas apa yang membikin fenomena ini masih terjadi di Ibukota Kalimantan Selatan? Ahli Sosiolog Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Varinia Pura Damaiyanti bicara persoalan ini.
Menurutnya, faktor pertama permasalahan ini ialah fenomena perubahan norma dan nilai di masyarakat. Umumnya bayi yang dibuang merupakan hasil hubungan di luar nikah.
“Dewasa ini hubungan seksual bukan lagi dianggap hal tabu, khususnya di kalangan remaja,” ucapnya via seluler, Senin (24/4) sore.
Kata dia, pergeseran norma dan nilai juga berkaitan erat dengan kasus ini. Dirinya menilai, fenomena hubungan seksual di luar nikah ini adalah dampak dari berkurangnya kontrol sosial di masyarakat.
“Masyarakat cenderung melihat remaja yang berpacaran merupakan hal yang lazim, sehingga tatanan sosial mengalami perubahan,” jelasnya.