Banjir di Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, diperkirakan sejak dua tahun silam tak kunjung surut. Warga menjadi gundah gulana.
BANJARBARU, Poros Kalimantan – Banjir itu datang sejak hari kedua bulan Ramadan. Sejumlah jalan terbenam dan rumah-rumah terendam. Dalam beberapa menit saja, Desa Jejangkit dikepung banjir.
Abdul Aziz tak bisa berbuat banyak. Marbot Mesjid Miftahul Khair itu terpaksa membuat penyangga pada setiap pintu “rumah Tuhan” dengan semen. Agar banjir tidak merendam sampai ke dalam.
“Kalau hujan turun, setengah air masuk ke dalam mesjid,” ucapnya, Minggu (2/4/2023) pagi.
Di dalam mesjid, ia gelar alas agar orang masih bisa salat berjamaah. Walau pun dilanda musibah, dahi tak pernah lupa menyentuh sajadah. Hanya saja kondisi ini membikin ibadah agak berbeda.
“Kalau salat tarawih, hanya bisa menampung 10 orang,” ujarnya.