“Tujuan larangan mudik dan penerapan protokol kesehatan tersebut, untuk mencegah ledakan kasus, karena kalau terjadi secara bersamaan sudah dipastikan fasilitas kesehatan kita tak bisa menampung. Dengan adanya kebijakan tersebut, penularan bisa dikontrol dan pasien yang terinfeksi bisa ditangani bergantian,” jelasnya.
Saat normal saja, ucap Dokter Dia, fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Banjar sudah tak sanggup untuk menampung pasien, bahkan terkadang antri. Sehingga menurutnya kebijakan pemerintah lumayan efektif untuk menahan ledakan kasus.
Berkaitan dengan itu pula, mutasi virus SARS-Cov2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 menjadi lebih ganas dari luar negeri mulai masuk ke Indonesia.
Seperti varian Inggris yang tingkat penularan lebih tinggi sempat masuk ke Kalsel, namun berhasil diputus penyebarannya.
Sementara itu, varian mutasi dari India yang cukup ganas diketahui telah terdeteksi di provinsi tetangga Kalsel, yakni menginfeksi 2 orang pasien di Provinsi Kalimantan Tengah yang saat ini sudah diisolasi.
“Seperti varian Afrika yang lebih ganas dari varian Inggris, tapi yang terinfeksi cuma 1 orang. Yang cukup berbahaya memang varian India, virus tersebut bisa mengakali antibodi, sehingga yang terinfeksi pilihannya kalau kuat atau tidak, kalau kuat selamat,” tuturnya.
Walaupun varian India ini ditemukan di daerah yang bertetangga dengan Kalsel, Dirinya berharap varian ini tak masuk ke Kalsel, khususnya Kabupaten Banjar dengan adanya pembatasan yang cukup ketat di perbatasan Kalsel-Kalteng.
“Lebih lagi untuk memeriksa apakah ini virus mutasi atau tidak ini tak gampang, perlu alat canggih dan harus dibawa ke Jakarta. Kalau lambat diisolasi, dikhawatirkan akan sempat menular ke mana-mana tak ketahuan,” pungkasnya.
Penulis : Ari Sukma Setiawan
Redaktur: Ananda Perdana Anwar