JAKARTA, Poros Kalimantan – Usaha mikro memiliki peranan kunci dalam membangun perekonomian nasional. Hal ini yang disadari betul oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), salah satunya yang dilakukan oleh BRI melalui pemberdayaan dan memacu penyaluran kredit yang lebih kompetitif di segmen usaha UMKM kedepannya.
Berbagai upaya yang dilakukan BRI tersebut sangat beralasan. Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM jumlah unit usaha mikro, termasuk segmen usaha ultra mikro didalamnya pada 2019 mencapai 64,6 juta atau setara 98,67 persen dari total unit usaha di Tanah Air.
Dengan porsi yang sebesar itu, segmen usaha mikro mampu menyedot 109,8 juta tenaga kerja di Indonesia atau sekitar 89,04 persen. Di sisi lain sumbangan segmen usaha ultra mikro terhadap PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5,9 Triliun atau setara 37,35 persen.
Hal ini diungkapkan, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. Dia mengaku optimis bahwa para pelaku UMKM, khususnya mikro akan semakin kuat, dan ini yang menjadi penopang perekonomian negara.
“Khususnya di BRI sudah barang tentu (segmen mikro) akan menjadi penopang utama saat ini dan masa depan terhadap pertumbuhan-pertumbuhan bisnis BRI secara keseluruhan,” ungkapnya.
Supari menjelaskan, besarnya potensi pertumbuhan segmen usaha mikro mendorong pihaknya dalam menargetkan kontribusi usaha segmen tersebut sebesar 45 persen terhadap total penyaluran kredit BRI pada 2025.
“Harapannya, dengan tertopangnya segmen usaha mikro melalui pelayanan jasa keuangan yang mumpuni, akan menjaga pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat bawah,” terangnya.
Ditambahkannya, sebagai gambaran, hingga kuartal I/2021 porsi kredit UMKM mencapai 80,6 persen dari total portofolio kredit BRI. Kontribusi kredit segmen UMKM tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 78,31 persen.