Tidak heran jika supermarket awal berpusat di Jakarta. Hal inu dikarenakan sejak tahun 1968, Jakarta sudah mulai membentuk dan memperluas pertumbuhan ekonomi kelas menengah. Karena daya beli yang besar, maka para bos supermarket pun membuka bisnisnya di Jakarta.
Menurut sumber yang ditulis oleh Anne Booth dan R.M. Sundrum dalam “Distribusi Pendapatan”, termuat di Ekonomi Orde Baru, saat itu tingkat pendapatan per kapita di kota Jakarta dilaporkan 11 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata kota lain.
Dari fakta tersebut kemudian muncul anggapan yang kemudian dipertegas oleh Gubernur Jakarta periode 1966-1977, Ali Sadikin bahwa, “Toko serba ada di Indonesia saat ini hanya untuk orang-orang berduit saja.”
Beruntunglah sekarang pasar ritel modern yang ada di Indonesia lebih banyak memasok produk buatan dalam negeri. Sehingga bisa memberdayakan ekonomi masyarakat lokal.
Reporter : Tung
Editor : Musa Bastara