WASPADA – Masyarakat harus Waspada Demam Berdarah Dengue (DBD) dimusim penghujan di akhir tahun 2019 ini. Pasalnya di Kabupaten Banjar sudah terjadi puluhan kasus DBD. |
MARTAPURA, Poros Kalimantan – Memasuki musim penghujan, masyarakat diharapkan waspada dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti ini, merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tidak tinggal diam, khususnya bagi Masyarakat yang berada di Kabupaten Banjar.
Kadinkes Kabupaten Banjar, Ikhwansyah melalui melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Akhmad Mahmud mengatakan, Berdasarkan data Dinkes Banjar dari bulan Oktober hingga 30 Desember 2019, terdapat 29 kasus DBD.
“Rinciannya ada 7 kasus di bulan Oktober, 10 kasus di bulan November dan 12 kasus hingga 30 Desember ini,” ungkapnya kepada Poros Kalimantan Senin (30/12) siang.
Diterangkanya, 29 kasus DBD tersebut lebih banyak ditemukan di kawasan perkotaan. Untuk mencegah DBD dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Agar mencegah nyamuk Aedes Aegypti bertelur digenangan air.
“Masyarakat Banjar sebaiknya, melakukan 3M, pertama menutup penampungan air, baik didalam maupun diluar rumah. Kedua menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu. Serta mengubur semua objek yang bisa menampung air seperti kaleng bekas atau wadah plastik,” imbaunya.
Tahun ini menurut Mahmud, untuk menekan jumlah kasus DBD di Kabupaten Banjar. Dinkes Banjar gencar melakukan PSN melalui kader-kader yang ada di setiap Puskesmas. Serta membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik), Satu orang di setiap rumah.
“Satu orang anggota keluarga di setiap rumah, akan dilatih untuk menjadi Jumantik. Mereka yang akan memantau keberadaan jentik di rumah mereka dan sekitarnya. Kami sudah melakukan pelatihan bagi jumantik ini, di beberapa wilayah sebagai percontohan,” jelasnya.
Dia menegaskan, pihaknya akan berusaha keras menekan jumlah kasus DBD pada tahun depan. Termasuk intensif melakukan sosialisasi kebersihan lingkungan ke masyarakat untuk melakukan PSN. Serta membagikan bubuk abate untuk menghambat pertumbuhan jentik dan membentuk Jumantik hingga ke rumah-rumah.
“Alhamdulillah beberapa tahun ini jumlah kasus DBD mengalami penurunan yang drastis. Meskipun ada masyarakat yang meninggal karena DBD, akan tetapi masih dalam katagori aman,” ungkapnya.
Tapi menurutnya, semua pihak patut waspada. Pasalnya Kabupaten Banjar punya siklus 5 tahunan DBD, dimana pada tahun 2015 lalu terjadi hingga 500 kasus.
” Semoga Tahun 2019 dan 2020 angka DBD di Kabupaten Banjar, dapat dtekan dan siklus 5 tahunan tak terjadi lagi.
Melalui Dinkes Banjar beserta UPT Puskemas ditiap Kecamatan, kami berharap juga akan kesadaran masyarakat setempat pentingnya sebuah kebersihan dilingkungannya,”harapnya.(ari/zai)