IKUTI WORKSHOP – Puluhan Pemuda berbagai lintas iman se- Kota Banjarmasin. Mengikuti Workshop Literasi Media, di Hotel Victoria Banjarmasin, Sabtu (14/12) kemarin. |
BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin. Mengadakan Workshop Literasi Media pada 14-15 Desember 2019 lalu. Workshop bertema One Click And You’ll Get What You Need itu, digelar di Hotel Victoria Banjarmasin, Sabtu (14/12) kemarin.
Total, sebanyak 31 pemuda-pemudi lintas iman se- Kota Banjarmasin mengikuti kegiatan itu.
Direktur LK3 Banjarmasin, Rafiqah kepada poros kalimantan mengatakan, generasi muda adalah tonggak masa depan bangsa. Dengan menggunakan media sosial, untuk menebarkan pesan-pesan damai dan melawan narasi-narasi kebencian saat ini yang sangat massif diproduksi.
“Diharapkan dengan kegiatan ini, anak muda di Banjarmasin khususnya. Dapat menjadi agen perdamaian dan menjadikan Banjarmasin sebagai kota yang rukun,” ujarnya.
Pada kegiatan ini, hari pertama peserta diberikan pemahaman mengenai pluralisme agama yang melahirkan pluralisme kewargaan.
Dosen Teologi, Awas Darius Dubut, yang juga aktivis perdamaian menjadi salah satu pembicara. Dijelaskannya, saat ini seringnya konflik antar agama yang terjadi merupakan konflik dalam dimensi simbol-simbol agama.
“Padahal setiap agama memiliki simbol masing-masing. Bahayanya ketika simbol-simbol kemudian digeneralisasi,” ujarnya.
Tidak hanya mendapatkan materi mengenai pluralisme, peserta kegiatan juga diberikan materi analisa media dan pelatihan jurnalistik.
Budi Dayak Kurniawan yang juga fasilitator kegiatan workshop, menjadi pembicara mengenai jurnalistik ini. Ditegaskannya, penting bagi teman-teman para pelaku jurnalistik dan masyarakat umum. Untuk tidak percaya hanya pada satu sumber berita saja.
Pada kegiatan ini, setelah mendapatkan pengetahuan mengenai analisa media dan penulisan jurnalistik. Para peserta diminta mempraktikkannya dengan melakukan liputan langsung. Untuk kemudian dijadikan bentuk tulisan jurnalistik dengan tema yang telah ditentukan oleh fasilitator.
“Keseharian teman-teman mungkin ada yang pernah mengalami perundungan, melihat praktik-praktik intoleransi. Atau kegiatan keseharian teman-teman menjaga keberagaman di lingkungan sekitar. Hal itu akan menarik kalau teman-teman tuliskan,” terang Budi Dayak.
Hasil tulisan peserta kemudian dianalisa bersama dan diberikan catatan-catatan agar peserta dapat memahami dan meningkatkan kemampuan menulisnya.
Workshop Literasi Media berakhir pada Minggu (15/12) malam. Kegiatan ditutup oleh direktur LK3 Banjarmasin. Peserta berkomitmen untuk menjaga komunikasi satu sama lain dan mengadakan diskusi bulanan.(zai)