Oleh: Nuruddin Zain*)
KITA semua patut bersyukur. Kasus positif Covid19 berangsur turun. Pada tanggal 3 Desember 2021, pemerintah melalui situs resmi covid19.go.id mengumumkan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia adalah sebanyak 311 kasus. Turun jauh bila dibandingkan pas saat puncak gelombang kedua. Saat itu penambahan per harinya sempat menyentuh angka lebih dari 50 ribu jiwa.
Sejalan dengan perkembangan positif kasus Covid19 yang mulai melandai, maka diikuti pula dengan perkembangan positif lainnya. Ekonomi mulai begerak. Ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai tumbuh. Angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 November 2021 menunjukkan hal tersebut. Dalam rilisnya, BPS Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan bahwa angka pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan III-2021 meningkat sebesar 2,68 persen (c-to-c). Kondisi triwulan III terhadap triwulan II juga menunjukkan hasil yang juga baik. Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan III-2021 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,62 persen (q-to-q).
Perekonomian yang mulai membaik juga diikuti oleh berkurangnya dampak pandemi yang dirasakan oleh penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas). Rilis ketenagakerjaan BPS Provinsi Kalimantan Selatan tanggal 5 November 2021 menunjukkan bahwa penduduk usia kerja yang mengalami dampak pandemi mengalami penurunan. Pada Agustus 2021 persentase yang terdampak pandemi adalah sebesar 9,30 persen. Ada penurunan sebesar 3,38 poin persen dibandingkan pada Agustus tahun sebelumnya yang sebesar 12,68 persen. Terjadi penurunan yang cukup signifikan.
Dalam rilisnya, BPS Provinsi Kalimantan Selatan menjelaskan bahwa dampak pandemi dibedakan menjadi 4 (empat) komponen yaitu: 1) Pengangguran karena pandemi; 2) Bukan angkatan kerja karena pandemi; 3) Penduduk yang bekerja dengan status sementara tidak bekerja karena pandemi; dan 4) Penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena pandemi. Penurunan terbesar terjadi pada komponen penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena pandemi. Terdapat sebanyak 88 ribu jiwa di Kalimantan Selatan yang tidak lagi mengalami pengurangan jam kerja dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Dari kondisi ini harapannya dunia usaha mulai membaik, mulai menambah jam operasional kembali meski mungkin masih belum sampai beroperasi secara normal.
Namun ada yang tidak selaras kalau angka pengangguran dibandingkan dengan dampak pandemi. Di saat penduduk usia kerja yang terdampak pandemi mulai berkurang, kondisi sebaliknya terjadi pada angka pengangguran. Angka pengangguran justru mengalami peningkatan. Pengangguran Agustus 2021 di Kalimantan Selatan adalah sebesar 4,95 persen. Ada peningkatan sebesar 0,21 poin persen bila dibandingkan Agustus tahun sebelumnya yang sebesar 4,74 persen.
Gambaran awal yang kemungkinan kita tangkap adalah bahwa trend positif pada penurunan dampak pandemi tidak diikuti oleh perkembangan positif pada angka pengangguran. Apakah benar demikian? Untuk mengambil kesimpulan terhadap hal tersebut maka kita harus melihat lebih detail lagi pada angka indikator lainnya. Kita bisa mempergunakan indikator penduduk bekerja menurut status pekerjaan utama untuk mendapatkan informasi yang lebih utuh.
Hasil rilis BPS Provinsi Kalimantan Selatan melaporkan pekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai mengalami peningkatan pada periode Agustus 2020-Agustus 2021. Terjadi kenaikan sebesar 1,10 poin persen pada status pekerjaan utama buruh/karyawan/pegawai. Hal yang sama juga terjadi pada status pekerjaan utama berusaha sendiri. Pada status pekerjaan ini terjadi kenaikan sebesar 1,99 poin persen. Sedangkan status pekerjaan lainnya semuanya mengalami penurunan.