BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Indonesia dikenal sebagai bangsa yang dermawan. Semua orang memiliki kesempatan untuk berbagi kepada sesama. Tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Baik yang berkecukupan maupun yang hidup kekurangan.
Seperti yang dilakukan Ibu Fahria, berusia 56 tahun. Penjual nasi bungkus keliling itu kerap membagikan jualannya yang tak laku kepada tetangga atau panti asuhan.
Kendati hidup serba kekurangan, Fahria mengaku tak khawatir. Menurutnya rezeki dapat dicari kapanpun.
Ia mengungkapkan. Dirinya sudah berbagi makanan kepada sesama sudah cukup lama. Bahkan, sebelum sang suami jatuh sakit,
Fahria tinggal di Jalan Hikmah Banua, Kelurahan Pemurus Luar, Banjarmasin. Perempuan paruh baya ini sudah melakoni peran sebagai tulang punggung keluarga, sejak sang suami Rahmansyah (62) mengidap penyakit jantung.
Setiap pagi, Fahria berjualan nasi bungkus. Ia menjajakan dengan menggunakan gerobak. Kendati penghasilan yang didapat tak menentu, tak membuat Ibu Fahria berkecil hati.
“Kalau jualan nasi bungkus habis, alhamdulillah. Cukup untuk makan sehari-hari, sekalian uangnya untuk bapak agar bisa berobat,” ungkapnya.
Lantas, apa yang mendasari Fahria mau berbagi kepada sesama? Padahal hidupnya juga serba kekurangan.