BANJARBARU, Poros Kalimantan – Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru menolak ruang pertambangan rakyat di Banjarbaru. Hal ini pun jadi perhatian pengamat.
Menurut ahli tata kota, Akbar Rahman. Penolakan tambang rakyat di Cempaka ini malah memperkeruh situasi.
“Warga sudah turun temurun menggantungkan hidupnya pada aktivitas tambang intan ini,” ucapnya saat dihubungi via seluler, Kamis (16/3) sore.
Selain masalah ekonomi, kata dia, intan sendiri merupakan maskot Kota Banjarbaru. Buktinya bisa dilihat di Tugu Bundaran Banjarbaru. Intan jadi simbol.
“Dalam konteks lokalitas, tambang intan tradisional perlu dijaga kelestariannya. Karena kemungkinan bisa jadi wisata andalan,” sebutnya.
Jika melihat aturan tata ruang, luas pertambangan rakyat ini sebenarnya dapat dibatasi. Supaya tak rentan merusak lingkungan.
Maka dari itu Akbar berasumsi. Pemko masih lemah dalam dalam hal kajian tata ruang pembukaan pertambangan rakyat.