MARTAPURA, Poros Kalimantan – Jika memilih satu kata untuk melukiskan kondisi di Desa Sungai Batang RT 1, Martapura Barat, kata itu adalah: pilu.
Ya, banjir di desa itu bukan sekadar bencana alam. Jika boleh berkesimpulan, ini juga adalah bencana keluarga. Tak asal sebut.
Penelusuran penulis di lokasi, urusan mengisi perut pun jadi perkara. Warga harus menggotong alat masak mereka ke teras rumah. Lantaran kondisi dapur sedang tergenang. Sekali lagi. Pilu, memang.
Salah satu korban banjir ini, Edy, mengaku terpaksa memasak di teras rumahnya. Sebagian dapurnya habis terendam.
“Ini sudah ketiga kalinya. Sempat surut, namun sungai Martapura meluap lagi,” ujarnya, Senin (20/3/2023) tadi.
Banjir sudah empat hari. Entah mengapa tak mau surut. Tapi kalau pun surut, kata dia, ia akan tetap memilih memasak di luar rumah.