“Artinya upaya itu harus dilakukan secara kolektif dan setara juga. Harus saling mendukung satu sama lain,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta Sekolah Kader Kopri, Nina Sri Savarina Ulfah bilang, kegiatan Sekolah Kader Kopri (SKK) sangat luar biasa.
“Di luar ekspektasi, saya kira kegiatannya bakal monoton seperti pelatihan pada umumnya, mendengar materi lalu tanya jawab,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatannya menarik karena dibentuk jadi skema kelas. Yakni ada ketua kelas, pengajar, fasilitator. Lalu juga ada senam dan outbond.
“Di samping materi-materi yang disampaikan juga sangat menarik, terutama tentang gender yang memberikan pemahaman kesetaraan gender,” katanya.
Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Antasari itu berharap, pengetahuan dan pemahaman kesetaraan gender tidak hanya dipahami peserta SKK. Tapi juga mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
“Karena kalau semuanya paham dan sadar, maka tidak ada lagi diskriminasi gender terhadap perempuan maupun laki-laki,” pungkasnya.
Penulis : Arbani
Editor : Musa Bastara