JAKARTA, Poros Kalimantan – Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia, ternyata berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 62,55 persen. Selain itu, UMKM juga juga menyerap tenaga kerja Indonesia mencapai 97,22 persen.
Hal Ini diungkapkan, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. Ia mengatakan, kondisi UMKM di tengah tantangan zaman, secara tidak langsung berdampak terhadap perekonomian nasional.
Diakuinya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga, mengerahkan berbagai upaya untuk menjadikan UMKM sebagai inti bisnis, agar semakin tangguh dan solid. Di antaranya, mencanangkan peningkatan kapabilitas pemberdayaan secara konsisten dan berkesinambungan terhadap para pelaku UMKM.
“Urgensi peningkatan kapabilitas pemberdayaan berkaitan dengan perubahan kebiasaan masyarakat yang tak bisa dihindari, terlebih pasca pandemi Covid-19. Kebiasaan masyarakat yang berubah tersebut mengacu pada riset Inventure Knowledge 2020, meliputi stay at home lifestyle, go virtual, fokus kebutuhan konsumen beralih ke kebutuhan dasar, munculnya berbagai gerakan sosial, hingga akses yang semakin mudah karena digitalisasi,” ucapnya.
Supari menjelaskan, disisi lain peningkatan kapabilitas pemberdayaan tak hanya sekadar akses pasar secara digital. Namun setidaknya ada beberapa tahap yang harus diperhatikan, yakni literasi dasar yang di dalamnya mencakup inklusi keuangan dan manajemen keuangan dasar.
“Mengajarkan orang untuk menyisihkan uang menabung saja itu masih berat. Bahkan di kelompok-kelompok tertentu, ultra mikro misalkan, menabung itu adalah sebuah prestasi. Jadi harus kasih hadiah, harus didorong,” terangnya.
Supari menerangkan, tahap kedua adalah mendesain literasi bisnis. Dalam hal ini melalui peningkatan kapasitas manajerial, membangun legalitas atau kepatuhan, mengembangkan budaya inovasi, membentuk pemahaman industri dan pasar. Hingga membentuk kepemimpinan dan pola pikir jangka panjang untuk meningkatkan skala usaha.
Tahap ketiga adalah literasi digital kepada UMKM dengan tujuan go digital, go modern dan go global. Kemudian dalam peningkatan kapabilitas pemberdayaan perlu juga kapabilitas pembiayaan. BRI dalam hal ini menjadikan pembiayaan bagian dari pemberdayaan.