![]() |
SEKOLAH PELOSOK – Keterbatasan akses hingga sumber daya manusia, tidak menghalangi anak-anak di Desa Kamawakan untuk bersekolah. |
BANJARBARU, Poros Kalimantan – Gerakan mengajar dan pengabdian masyarakat ke pelosok daerah sudah banyak dilakukan. Khusus di Pulau Kalimantan sendiri, terdapat para anak muda dibawah bendera Borneo Mengabdi adalah salah satunya.
Berkesempatan mendengar langsung cerita mereka mengajar di pelosok, Founder dan aktivitis Borneo Mengabdi, Rabiatul Munawarah menceritakan kepada Poros Kalimantan bagaimana kondisi pendidikan disana.
“Kegiatan pertama kami ada di Januari 2020 lalu. Tepatnya di Desa Kamawakan Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan. Lebar jalan sekitar 1 atau 2 meter serta ada tanjakan dan curam. Kondisinya jalan sudah bersemen, walaupun sudah rusak,” terangnya.
![]() |
SEKOLAH UTAMA – Terdapat satu SD yang menjadi penunjang utama pendidikan di Kamawakan. |
Diterangkannya, lokasi mereka mengajar dan mengadukan diri ini berjarak sekitar 33 Kilometer dari pusat Kota Kandangan Hulu Sungai Selatan. Namun meskipun terkesan cukup dekat, tapi karena letaknya di daerah dataran tinggi, memerlukan waktu yang tak sedikit.
Seperti masalah pendidikan pada umumnya di daerah pelosok, fasilitas sekolah dan pengajar masih menjadi permasalahan sejak lama ditempat ini.
“Hanya ada Sekolah Dasar di Desa Kamawakan. Pengajarnya pun banyak tinggal di Kota. Sehingga jam mengajar pun kadang disesuaikan ketika guru datang. Sementara itu, jika ingin melanjutkan ke SMP, harus ke Kecamatan Loksado. Jadi para murid harua menempuh waktu hingga 30 menit,” ungkapnya.
![]() |
MENGAJAR – Aksi mengajar para relawan di pelosok Hulu Sungai. |
Walau demikian, masalah dasar adalah tingkat perekonomian masyarakat. Hubungan antara keterbatasan ekonomi dan keterbatasan pendidikan jelas tergambar ketika memasuki lingkungan pelosok ini.
“Akses jauh membuat biaya juga semakin besar. Mayoritas orang tua juga bertani, bahkan anak mereka membantu dalam bertani. Terkadang kesadaran akan pentingnya pendidikan masih sangat kurang, dikarenakan juga desakan ekonomi ini,” bebernya.
Menurutnya, melihat sudut pandang berbeda dari beragamnya masalah pendidikan di negeri ini, bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua. Termasuk Pemerintah yang memiliki akses anggaran dan kebijakan.
Terlebih dalam hal mensejahterakan masyarakat. Sesuai dengan sila ke-5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(why/zai)