![]() |
PELATIHAN – Para Guru SMPN 1 Martapura mengikuti pelatihan. |
MARTAPURA, Poros Kalimantan – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah mengumumkan syarat dan mekanisme penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, melalui Siaran Langsung di kanal Youtube Kemendikbud RI, Senin (15/6) kemarin.
Pada siaran langsungnya Mendikbud RI, Nadiem Makariem mengatakan, untuk satuan pendidikan yang berada di zona kuning, zona oranye, zona merah dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR).
“Sehingga 94 persen daerah di Indonesia dilarang membuka sekolah untuk kegiatan belajar mengajar di tengah masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Salah satunya yang masih berada di zona merah yakni, Kabupaten Banjar. Alhasil, pada awal tahun ajaran baru 2020/2021 tepatnya 13 Juli 2020, sistem belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19, tetap dianjurkan Belajar dari Rumah saja.
Guna menindaklanjuti hal tersebut, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Martapura menggelar Pelatihan In House Training atau Pembelajaran Daring bagi para guru SMP Negeri 1 Martapura selama 2 hari, yakni mulai tanggal 15 dan 16 Juni 2020.
![]() |
BERI KETERANGAN – Kepala SMP Negeri 1 Martapura, Rahmadi memberikan keterangan kepada Poros Kalimantan. |
Hal ini diterangkan Kepala SMP Negeri 1 Martapura, Rahmadi kepada Poros Kalimantan, Selasa (16/6) siang.
Dia mengatakan, pelatihan ini dilaksanakan untuk menyikapi kebijakan dari Kemendikbud RI.
“Karena itu kita melaksanakan pelatihan bagi para guru agar bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh melalui daring, luring maupun campuran. Tergantung fasilitas sekolah,” terangnya kepada Poros Kalimantan.
Dibeberkannya, dengan adanya pelatihan ini , para guru di SMP Negeri 1 Martapura diajarkan mendesain pembelajaran, sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Melalui berbagai platform daring seperti Zoom hingga Google Classroom.
Sebagai pematerinya, memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki sekolah dan juga dari guru mata pelajaran yang memiliki kompetensi, untuk melaksanakan pembelajaran melalui daring.
“Kita memanfaatkan SDM yang kita miliki untuk mengajarkan para guru. Agar bisa menggunakan platform daring dalam mengajar. Selain itu, kita juga ingin menyamakan persepsi sehingga skill yang dimiliki para guru sama saat melaksanakan pembelajaran melalui daring,” jelasnya.
Meskipun begitu, dirinya tak ingin pembelajaran melalui dairng ini menjadi terbebani kepada orang tua siswa.
“Kita juga paham bagaimana kondisi sekarang ini, tentu salah satunya terdampak pada perekonomian orang tua siswa akibat pandemi Covid-19 ini. Oleh karena itu, sistem pembelajaran melalui daring ini bisa dibuat sesimpel mungkin dan tidak membebani orang tua siswa. Kami juga terus berkomunikasi kepada orang tua siswa untuk memberikan masukan,” tutupnya.(ari/zai)