BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Jamu sudah mengakar pada kebudayaan masyarakat Indonesia. Hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki warisan jamu tradisional yang menjadi andalan dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, meningkatkan stamina tubuh, hingga menjaga kecantikan.
Seorang parubaya biasa ia disapa Bu Ningsih telah lima tahun menjalani profesinya sebagai penjual jamu. Sehari-hari, ia berjualan jamu dengan menggunakan kendaraan roda dua. dimulai dari pukul 06:00 WITA hingga pukul 14:00 WITA.
Namun, musibah banjir yang melanda Kota Banjarmasin pada pertengahan Januari lalu, membuat warga Jalan Padat Karya Komplek Herlina Perkasa, Kelurahan Sungai Andai ini, tak dapat beraktivitas seperti biasa menjajakan jamunya.
Alhasil, usaha Bu Ningsih menjadi terhambat, karena kendaraan roda dua yang dimilikinya tak dapat menembus banjir.
“Total 12 hari saya libur berjualan. Tentunya, libur dari berjualan menyebabkan penghasilan saya ikut terhenti,” kata Bu Ningsih saat ditemui di rumahnya, Jum’at, (5/2/2021).
Sebelumnya, Bu Ningsih baru saja keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 14 hari. Alih-alih bersemangat untuk kembali bekerja pasca perawatan di rumah sakit, musibah banjir mematahkan semangatnya untuk menekuni usaha berjualan jamu.