TANAH LAUT, Poros Kalimantan – (10/3), PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur berhasil melakukan pengujian pertama kemampuan sistem dalam pembangkit untuk menghasilkan energi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kalselteng Unit 5. Keberhasilan melaksanakan first sychronization merupakan tahapan utama dalam pengembangan proyek pembangkit berkapasitas 100 megawatt (MW).
General Manager PLN UIP KLT, Josua Simanungkalit mengatakan keberhasilan UPP KLT 4 dalam mencapai milestone ini merupakan bentuk keseriusan PLN untuk terus menyediakan sistem kelistrikan yang andal bagi masyarakat. Pembangunan proyek pembangkit di wilayah ini dinilai sangat krusial, mengingat semakin berkembangnya industri di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, serta telah dimulainya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Saat ini, energi listrik sudah seperti kebutuhan primer yang harus terpenuhi, sehingga kita harus terus bergerak untuk menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat,” ungkap Josua.
Tahapan first synchronization yang dilaksanakan Jum’at (10/3) ini merupakan salah satu milestone utama proyek pembangkit di mana sistem yang ada dalam pembangkit untuk pertama kalinya diuji kemampuannya dalam menghasilkan energi listrik sehingga dapat terhubung ke sistem kelistrikan eksisting.
“Pada tahapan ini, seluruh elemen baik dari sisi mekanikal maupun elektrikal harus dilihat secara jeli untuk memantau parameter yang tampil pada Human Machine Interface (HMI) agar proses sinkronisasi dapat terlaksana dengan tepat,” jelas Josua.
Josua menjelaskan secara rinci, bahwa untuk mencapai milestone first synchronization, dilalui berbagai macam pengujian sistem. Mulai dari pengujian atas fungsi boiler untuk memanaskan air agar menjadi uap, kemudian uap tersebut digunakan sebagai media untuk memutarkan turbin untuk pertama kalinya (first steam admission) sehingga turbin dapat berputar bertahap sampai dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah turbin berhasil berputar pada kecepatan 3000 rpm terdapat beberapa pengujian elektrikal meliputi AVR dynamic test, open circuit, dan shaft voltage.
“Tahap pengujian akhirnya yaitu pelaksanaan overspeed test turbin, dimana pengujian ini berkaitan dengan pengaman turbin dan generator pada saat beroperasi. Apabila terjadi kondisi putaran melebihi desain yang di izinkan maka sistem proteksi berlaku aktif dan bekerja untuk menghentikan pengoperasian (shut down) unit,” tambah Josua.
Dengan berhasilnya dilaksanakan beberapa pengujian, maka diterbitkan Rekomendasi Laik Sinkron (RLS) dari Lembaga Inspeksi Teknis (LIT) PLN Pusertif pada 10/3, yang artinya PLTU Kalselteng 2 Unit 5 diizinkan dan layak untuk first synchronization dan terhubung dengan sistem kelistrikan Kalsel-Kalteng-Kaltim melalui jaringan transmisi 150 kV serta mampu menghasilkan daya yang dapat disalurkan untuk pertama kalinya.