Untuk omset, sebelum pandemi perputaran uang per hari dalam komunitas Kampung Kue mampu mencapai Rp 20 juta. Namun, ketika pandemi hanya 10 persennya. Sekitar bulan Juli tahun 2021 ekonomi semakin membaik, akhirnya di tahun 2022 ini Kampung Kue bisa bangkit kembali.
Mahpuduah menjelaskan, penghasilan setiap anggota berbeda-beda karena pengelolaannya diserahkan ke masing-masing individu. Tapi dengan banyaknya jumlah anggota dan karakter bisnis ibu-ibu berbeda-beda. Ada yang mempekerjakan karyawan, bahkan ada juga yang masih memanfaatkan anggota keluarganya masing-masing untuk membantu membuat kue.
Produk kue yang dihasilkan komunitasnya dibagi menjadi dua jenis yaitu kue basah dan kue kering. Untuk Kue basah ada dadar mawar, pisang coklat, dadar gulung, lumpur, pandan fla, puding, onde-onde, muffin, apem, terang bulan, pastel, risoles, pie susu, pie apel, pie susu keju, donat dan lainnya.
Sementara, produk kue kering terdiri dari Almond Crispy, kacang, dan Cheese stick. Untuk harga, Kampung Kue mematok di kisaran Rp 1.500 – Rp 4.500 untuk kue basah. Sementara kue kering mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 70.000.
“Ada Kue-kue basah tetapi ada juga kue-kue kering yang dihasilkan di kampung kue, dan bisa menjadi oleh-oleh khas Surabaya misalnya almond crispy yang saya produksi itu sudah bisa dijual bisa menembus pasar Singapura melalui Bank Indonesia,” bebernya.
Jelasnya, kue kering sifatnya tahan lama dibanding kue basah. Sehingga penjualannya ke beberapa daerah di Indonesia dan bahkan sampai ke luar negeri. Mulai dari Jakarta, Kalimantan, Bogor, Batam, Mataramdan Bali. Tak hanya penjualan offline, komunitas Kampung Kue juga menjual berbagai produknya secara online. Baik melalui media sosial seperti facebook, Instagram.dan WhatsApp. Anggota komunitas juga sudah mengikuti kelas-kelas digital marketing.
Bantuan CSR BRI
Mahpuduah menerangkan, hampir semua anggota komunitas Kampung Kue adalah nasabah BRI. Akhirnya begitu mantri BRI datang dan tertarik dengan kegiatan Kampung Kue, hingga memutuskan menyalurkan bantuan berupa sarana dan prasarana pada tahun 2021.
“Mulai tenda, celemek, meja, baju, topi, dan pameran-pameran kami diajak BRI untuk mempromosikan produk Kampung Kue. Kami tidak dapat bantuan uang, tapi sarana dan prasarana dalam bentuk barang yang bisa kita manfaatkan saat itu,” terangnya.
Singkat cerita, pada 8 Februari 2022 lalu Kampung Kue telah diresmikan oleh Wali Kota Surabaya sebagai Kampung Wisata Kuliner dan edukasi.
Mahpuduah mengakui, apa yang diberikan BRI sangat bermanfaat, karena meja dan tenda berguna untuk berjualan. Sementara, untuk bantuan bentuk uang KUR, para anggota komunitas Kampung Kue menjadi lebih mudah mendapatkan pinjaman dari BRI.
“Selama kami bekerjasama dengan banyak pihak kita lebih mengutamakan kerjasama bantuan sarana dan prasarana, pelatihan-pelatihan, digital marketing, hingga food photography. BRI juga mengajak kita untuk ikut Bazaar Ramadhan di Maspion Square. Menurut saya BRI telah memudahkan ibu-ibu membuka usaha,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi