Bahkan menempuh pendidikan ke luar negeri setahun setelahnya, di Nadwatul Ulama, Lucknow, India, di bawah asuhan tokoh ulama sangat terkemuka di dunia Islam, Sayyid Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi hingga memperoleh ijazah pertama (BA) pada tahun 1983.
Pada tahun 1988, ia sempat berguru di Makkah kepada Syaikh Muhammad Yasin Al-Fadani dan memperoleh Ijazah ‘ammah dalam ilmu hadits dari gurunya itu. Ia juga sempat berguru dengan Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, hingga dianugerahi oleh guru yang sangat mencintai dan dicintainya ini gelar “Al-Maliki” pada tahun 2002 atas pemahamannya yang mendalam dalam persoalan-persoalan agama.
KH Ahmad Fahmi lebih dari 20 tahun mengabdi di Ma‘had Tarbiyah Islamiyah, Derang, Kedah, Malaysia. Barulah pada tahun 2001, ia mendirikan Pondok Pesantren Yayasan Islam Nurul Hidayah (YASIN) di Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
Seterusnya pada tahun 2003, ia mendirikan Pondok Pesantren YASIN yang kedua di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dan yang ketiga, pada tahun 2009, ia membangun lagi pondok pesantren di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia juga pernah diberi amanah memimpin Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, periode 2004-2009.
Adapun karyanya yang terkenal adalah 40 Hadits Peristiwa Akhir Zaman (1991), 40 Hadits Penawar Hati (1992), 40 Hadits Akhlak Mulia (2004) serta juga menerjemahkan Kita Bidayah al-Hidayah dari Imam Al-Ghazli dan banyak karya lainnya lagi. []
Penulis: Wahyu Aji Saputra
Redaktur: Ananda Perdana Anwar