BANJARBARU, Poros Kalimantan – Pada permulaannya, Allah SWT telah menciptakan bumi, malaikat, dan iblis. Jauh sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah SWT telah lebih dahulu menciptakan langit, bumi, dan seluruh isinya.
Sebagaimana yang diterangkan dalam Alquran surah Hud ayat 7, Allah SWT menciptkan langit dan bumi dalam waktu 6 masa, 1 hari atau 1 masa di sisi Allah sama dengan 1000 tahun menurut hitungan manusia.
Allah SWT adalah Sang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jadi, jika Dia menghendaki untuk menciptakan sesuatu, Dia hanya perlu berfirman, “KUN” (jadilah), maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya.
Tidak hanya menciptakan langit, bumi, dan isinya, Allah SWT menciptakan malaikat. Malaikat dibuat dari Nur atau cahaya sebagai makhluk yang selalu taat kepada Allah SWT.
Malaikat memiliki akal, tetapi tidak dianugerahi nafsu sehingga tidak makan, tidak minum, tidak bersyahwat, tidak pernah berdosa, dan tidak berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Selain malaikat, Allah SWT juga menciptakan jin atau iblis yang terbuat dari api. Berbeda dengan malaikat, jin atau iblis ini memiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat jin yang patuh terhadap Allah SWT, ada pula jin yang membangkang sehingga disebut sebagai iblis atau setan.
Iblis merupakan nenek moyang setan. Baik iblis maupun keturunannya, mereka sangat ingkar pada Allah SWT. Bahkan, tugasnya selalu menggoda manusia untuk berada dalam jalan yang sesat dan buruk. Hingga akhirnya, manusia yang sama berdosanya itu masuk ke neraka bersama mereka.
Kedua, Nabi Adam diciptakan sebagai pengatur bumi
Setelah menciptakan bumi beserta isinya, lalu malaikat, dan juga iblis. Allah SWT kembali menciptakan makhluk lain, yakni manusia dari tanah liat dan lumpur hitam.
Sebelumnya, malaikat sempat bertanya pada Allah SWT dan berkata kurang setuju. Malaikat bertanya: “Mengapa Engkau akan menciptakan manusia yang hanya akan berbuat kerusakan di muka bumi, mereka akan saling bermusuhan, dan saling menumpahkan darah (membunuh) antar sesamanya. Bukankah kami (malaikat) senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu?”.
Allah SWT pun berfirman, “Sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (Qs. Al-Baqarah: 30).
Kemudian, Allah SWT menghembuskan ruh kepadanya sehingga dapat hidup seperti manusia saat ini. Manusia pertama tersebut bernama Nabi Adam. Allah SWT sengaja menciptakan Nabi Adam untuk menjadi pengatur atau pengelola di bumi.
Selain itu, Allah SWT juga menganugrahkan akal dan nafsu, serta dibekali dengan ilmu dan hikmah. Hal ini membuat manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.
Ketiga, Para malikat dan iblis bersujud kepada Nabi Adam Alaihi Salam
Usai menciptakan Nabi Adam, Allah SWT pun memerintahkan para malaikat, jin, dan iblis untuk bersujud kepadanya. Sebagai bentuk rasa hormat kepada Nabi Adam. Malaikat yang taat langsung mematuhi perintah Allah SWT dan bersujud di hadapan Nabi Adam.
Namun, iblis menolaknya dengan membangkang kepada perintah Allah SWT sehingga tidak mau bersujud pada Nabi Adam karena merasa sombong dan menganggap dirinya lebih baik dari manusia yang juga ciptaan Allah.
Sebagaimana diterangkan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 34, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
Ketika mendengarnya, Allah SWT murka. Lalu, mengutuk hingga mengeluarkan iblis dari surga. Iblis yang rela diusir tersebut pun memohon kepada Allah SWT untuk dibiarkan hidup dengan umur panjang hingga hari kiamat tiba.
Masih dalam sifatnya yang jahat, iblis kemudian bertekad dan bersumpah untuk menyesatkan Nabi Adam beserta keturunannya agar berbuat dosa pada Allah SWT.
Keempat, Dahulu, Nabi Adam tinggal di surga
Dalam hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Nabi Adam memiliki tinggi hingga 60 hasta dengan rambut yang lebat.
“Sesungguhnya, Allah telah menciptakan Adam dalam bentuk seorang laki-laki yang tubuhnya sangat tinggi dan rambutnya sangat lebat. Tubuhnya seperti buah kurma yang menjulang sangat tinggi.”
Sebagai makhluk yang diciptakan lebih sempurna dari malaikat dan iblis, Nabi Adam diberkahi dengan akal, nafsu, ilmu, dan hikmah. Allah SWT juga mengajarkan nama-nama benda yang dilihatnya ketika hidup di surga.
Hal ini dijelaskan dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 31 yang artinya, “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!””
Kemudian, Adam menyebutkan nama-nama benda yang dimaksud sehingga malaikat pun kagum seraya memberi hormat padanya.
Surga, tempat tinggal Nabi Adam terasa sangat indah, damai, dan nyaman untuk dihuni. Segala kebutuhan juga terpenuhi dengan baik. Namun, ada satu hal yang membuat Nabi Adam merasa kurang. Nabi Adam kesepian karena tidak memilikin teman. Padahal, semua makhluk di surga saling berpasangan.
Kelima, Allah SWT menciptakan Hawa sebagai teman hidup Nabi Adam
Sang Maha Tahu atas segala sesuatu, termasuk perasaan dalam hati makhluk-Nya, Allah SWT pun menciptakan manusia kembali sebagai teman dan pasangan untuk Nabi Adam.
Ketika Nabi Adam tertidur, Allah SWT menciptakan manusia lain berjenis kelamin perempuan bernama Hawa, dari tulang rusuk Nabi Adam. Saat terbangun, Nabi Adam pun terkejut akan kehadiran Hawa dan merasa senang ketika mengetahui bahwa Hawa datang sebagai teman hidupnya.
Dalam Alquran Surah An-Nisa ayat 1, Allah SWT berfirman yang artinya, “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”