BANJARBARU, Poros Kalimantan – Di era digital ini, jarang ada anak muda melek dengan budayanya. Berbeda dengan Rahman.
Pemuda asal Banjarbaru ini hobi bermain alat musik khas Dayak, Sape. Meski sehari-harinya bekerja sebagai barista, tradisi lokal melekat di hatinya.
Tak hanya bermain, Rahman juga mengajarkan anak muda lainnya. “Saya ingin anak muda bisa ambil bagian dalam melestarikan budaya,” ujarnya pada Poros Kalimantan, Selasa (7/5).
Kesukaan Rahman terhadap alat musik petik itu bermula di tahun 2018 silam. Saat itu, ia sering mendengarkan alunan instrumen musik sape di gawai.
Meskipun pernah mengalami kesulitan, Rahman mengaku memainkan sape sangat berbeda dari alat musik petik seperti gitar.
“Teknik dasarnya agak sulit,” ujarnya.
Rahman juga kerap tampil di pagelaran budaya. Seperti di pentas seni Budaya Dayak Borneo ke-5, beberapa waktu lalu.
Rahman mengaku, dirinya memiliki keinginan untuk dapat berkarya dengan alunan sape. “Hati saya senang kalau main sape, apalagi kalau cover lagu-lagu modern,” ungkapnya.