Kini konsep tersebut telah di inisiasi oleh Suhardianto kepada seluruh anggota Tani Makmur agar budidaya buah naga didesanya dapat berkembang secara optimal. Dengan penerapan konsep yang dia bagikan, produksi Buah Naga didesa kait-kait kabupaten tanah laut mengalami peningkatan panen buah bahkan diluar musimnya.
Meski ada biaya investasi yang harus dikeluarkan diawal pemakaian, namun Suhardianto memastikan bahwa biaya itu masih lebih rendah dari hasil penjualan buah naga. Kini Suhardianto memiliki 1 hectare lahan buah naga yang dikelolanya.
Melihat potensi tersebut, PLN pun merespons dengan memberikan Kerjasama program TJSL dengan bantuan budidaya kebun buah naga menggunakan penerangan, Adapun bantuan yang disalurkan berupa kemudahan pemasangan jaringan listrik dan bohlam khusus untuk buah naga, kerjasama tersebut telah berjalan selama 7 bulan.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Muhammad Joharifin, mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung kemajuan petani dengan beralih menerapkan pertanian modern melalui _Electrifying Agriculture_. Program ini mampu meningkatkan produktifitas buah naga dan telah dibuktikan sendiri oleh petani buah naga.
“Kami siap mendukung pengembangan sektor pertanian modern melalui program _Electrifying Agriculture_, hal ini terbukti dapat memberi manfaat peningkatan terhadap budidaya buah naga sehingga mampu memberikan kesejahteraan dan memberikan harapan baru bagi petani buah naga,” tuturnya dalam keterangannya.
Program Electrifying Agriculture PLN diharapkan membawa pertanian Indonesia semakin maju, modern dan mandiri.
“Kami berharap program ini bisa menyokong sektor pertanian nasional, serta membawa kesejahteraan bagi para petani,” tutupnya. (Abi)