PELAIHARI, Poros Kalimantan – Pencok Tugu bukan nama yang asing lagi di kalangan pecinta kuliner. Terutama Tanah Laut.
Bagi masyarakat Pelaihari, keberadaannya sudah menyatu dengan sejarah kota. Pencok Tugu menjadi salah satu embrio tongkrongan tertua di Tanah Laut saat ini.
Lokasinya berada di depan rumah dinas sang bupati. Sebelum angkringan menjamur, datang dan pergi di tempat tersebut, Pencok Tugu telah puluhan tahun bertahan.
Si pemilik usaha pencok, Zaini mengaku, sudah 30 tahun berjualan. Ini sama artinya, dengan delapan kali pergantian bupati.
“Pertama kali jualan tahun 1988. Harga satu porsi dulu cuma Rp100,” katanya, Sabtu (18/2/23).
Saat ini harga satu porsinya sudah Rp12.000. Yang menjadikan pencok ini dirasa khas, lantaran buahnya ialah hasil mencari sendiri. Bukan diantar atau dipesan.
“Karena terkadang kualitasnya kurang bagus,” ujarnya.