Untuk ketahui, Andika Perkasa lulus dari Akademi Militer dengan pangkat letnan dua pada 1987. Karier pria kelahiran 21 Desember 1964 ini terbilang moncer.
Andika memulai karier dengan bergabung bersama 134 personel Komando Pasukan Khusus, untuk mengikuti seleksi proyek Charlie pada 1988. Charlie merupakan sandi untuk proyek intelijen teknik pada Detasemen 81 Antiteror Kopassus yang digagas Luhut Binsar Pandjaitan, kini Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi.
Andika pernah bertugas di Timor Timur dan Aceh, dua daerah yang masuk kategori rawan pada masa Orde Baru. Setelah Reformasi, dia disebut ditugasi Badan Intelijen Negara untuk memantau jaringan Al Qaeda di Indonesia.
Lalu Andika naik menjadi jenderal bintang satu, saat menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AD pada 2013. Saat Jokowi menjadi Presiden pada 2014, Andika naik pangkat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Pertengahan 2016, dia menjadi Panglima Daerah Militer Tanjungpura. Lalu pada awal 2018, Andika kembali naik pangkat dengan menjabat Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat.
Jabatan itu hanya dipegangnya selama sekitar enam bulan. Pada Juli 2018, Andika Perkasa menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Empat bulan menjadi Pangkostrad, dia dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada November 2018 lalu.
Editor : Zepi Al Ayubi