PELAIHARI, Poros Kalimantan – Setiap tanggal 25 Desember, umat Kristiani merayakan Natal. Bagaimana sejarahnya?
Kata Natal berarti “lahir”. Disadur dari bahasa Latin. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), natal berarti kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus).
Jauh sebelum datangnya Yesus Kristus, orang-orang di Eropa sudah selalu merayakan hari-hari terang di tengah musim dingin gelap. Mulai dari Skandinavia hingga Jerman memiliki perayaannya tersendiri.
Dulu, di Roma, orang-orang punya sebuah peringatan yang disebut Saturnalia. Peringatan ini bertujuan menghormati Dewa Saturnus.
Pada masa-masa awal Kekristenan, kelahiran Yesus tidak pernah dirayakan. Baru pada abad ke-4, kelahiran Yesus ditetapkan sebagai hari raya. Sayangnya, Alkitab tidak menunjukkan secara pasti kapan Yesus dilahirkan.
Paus Julius 1 kemudian memilih tanggal 25 Desember. Alasan di balik pemilihan tanggal ini diyakini adalah untuk mengadopsi dan menyerap tradisi Festival Saturnalia yang telah disebutkan sebelumnya.
Perayaan Natal kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Salah satunya masuk ke Mesir pada tahun 432 dan ke Inggris pada akhir abad keenam.