Jenderal Mallaby memimpin pasukan sekutu saat itu menuju Surabaya, Jawa Timur. Ia mendirikan pos-pos pertahanan.
Pada 27 Oktober 1945, ia menyerbu penjara, kemudian membebaskan para tawanan perwira sekutu yang ditahan oleh Indonesia.
Tidak sampai di situ, sekutu mendirikan pertahanan di tempat-tempat penting. Seperti di lapangan terbang, kantor radio, gedung international, dan pusat kereta api.
Rakyat Surabaya menolak menyerah ke sekutu. Bung Tomo, pada tanggal 28 Oktober 1945, memimpin pasukan Indonesia mulai menyerang pos-pos pertahanan milik Sekutu.
Ada beberapa versi menuturkan bagaimana matinya Jenderal Mallaby. Ia ditembak pada Selasa malam, 30 Oktober 1945, di dekat Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur.
Konon, dua pemuda Indonesia saling berdiskusi. Lalu salah satu dari mereka langsung menembaknya.
Meski beragam versi mencuat, sampai saat ini, siapa pembunuh Jenderal Mallaby masih menjadi misteri.
Bahkan berpuluh-puluh tahun kemudian, mencuat sebuah kabar dari warga setempat. Ia mengaku mendiang ayahnya, Abdul Aziz alias Endog adalah pembunuh Jenderal Mallaby.
Reporter : Tung
Editör : Musa Bastara