JAKARTA, Poros Kalimantan – Psikolog Tika Bisono mengungkapkan, masyarakat Indonesia belum bisa menerima adanya perbedaan pendapat.
“Dalam era demokrasi, pelajaran berbeda pendapat itu, kita belum jago (mahir) dan semua negara pun tidak jago,” ujar Tika Bisono saat acara bertajuk Solidaritas untuk Ade Armando yang digagas Koalisi Kebebasan Berpendapat, Kamis, (21/4/2022).
Meski begitu, ujarnya, kita tetap Indonesia. “Mau lihat di DPRD berantem, itulah Indonesia. Mau lihat di Jalan Sudirman cekcok, itulah Indonesia. Mau lihat di program televisi, berantem maki-makian, itulah Indonesia. Itulah anak-anak Ibu Pertiwi. Kita harus melihat perbedaan ini lebih lebar perspektifnya. Perbedaan adalah indah,” tuturnya.
Namun yang mesti dikecam perbedaan pendapat yang disertai dengan tindakan kekerasan. “Kekerasan itu adalah melanggar hak asasi,” tuturnya.