BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Rais Syuriah NU Kalsel, KH Muhammad Ramli pilih Muktamar dipercepat. Pekan kedua Desember nanti. Ada apa?
Pimpinan Pondok Pesantren Mathlaul Anwar di Alabio ini rupanya melihat ada kegundahan dan rasa cemas. Lantaran banyak narasi-narasi yang berkembang menghadapi Muktamar NU.
Ia menilai, par elite NU yang terlibat dalam kontestasi ini sepertinya kurang memikirkan nasib jam’iyah. Terbukti dengan adanya video yang jauh dari tata krama ke-NU-an. “Bagaimana mungkin ini bisa dilegalkan” tegasnya.
Bully-an dan cacian dari figur-figur dan kelompok tertentu, terus menyeruak. “Ini tak bisa dibiarkan. Karena bisa membuat citra buruk NU yang warganya sudah lebih separuh dari penduduk Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, jika muktamar ditunda hingga 2022, kondisinya akan semakin parah. Tentu saja tidak menguntungkan. NU akan menjadi bulan-bulanan banyak pihak. “Maka itu solusinya muktamar dipercepat,” tutur ulama berusia 83 tahun itu.
Intinya, ia ingin agar kedamaian di tubuh NU tetap terjaga dan terpelihara. Karena itu dirinya mengimbau kepada semua elite dan aktivis NU di Kalsel. Untuk selalu menjalankan doktrin NU dengan baik yang bertatakrama, santu dan damai.