“Jangan ada elite-elite dan aktivis NU Kalsel yang berperilaku buruk, ikutan mem-bully, dan sebagainya,” pesannya.
Terlepas dari itu, ia mengakui. Konflik di NU kerap terjadi dari muktamar ke muktamar. Terparah saat pada tahun 1994 di Cipasung. Menyebabkan terpecahnya NU waktu itu. “Pengalaman ini mengharuskan kita semua agar menghindarinya,” imbuhnya.
Kiai yang pernah nyantri di Jombang ini juga mengingatkan. Agar semua elite NU untuk sama-sama introspeksi diri.
“Kita ber-NU ini untuk apa? Jika memang ingin meneruskan hajat dan misi mulia Hadratus Syekh Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Cholil Bangkalan, Kiai Wahab Hasbullah dan lainnya, ada baiknya kita berpikipir ke depan. Yang nampaknya semakin ruwet. Kurangilah tensi perbedaan dan konflik jam’iyah,” pungkasnya.
Penulis: Sofyan