BANJARBARU, Poros Kalimantan – Jika anda menengok ke lingkaran berkesenian dan bersastra di Kalimantan Selatan, tentu akan mendapati begitu banyak tumbuhkembang di ranah pertunjukkan dan kesusastraan yang diam-diam menggeliat meski sedang pandemi.
Demikian pula yang terjadi di Banjarbaru. Kabarnya, jika tak ada aral melintang akan ada buku lokal yang terbit lagi hasil kolaborasi berbagai genre. Adalah Ananda Perdana Anwar, Gusti Muhammad Setya Aryandi Iman, HE Benyamine, dan Hudan Nur.
Membicarakan konteks perbukuan bersama Hudan Nur, seniman puisi yang telah lama berkarier di bidang ini menuturkan, ia bersama 3 rekan lainnya memang berteman meski tak selalu sepakat dalam urusan pendapat.
Menurutnya, sikap kita dalam berkesenian pun kadang dikotak-kotakkan dengan genre, atau bisa jadi selera. Munculnya ide untuk menerbitkan sebuah buku baginya bukan sekedar memperkaya referensi sebagai bahan bacaan atau menambah padat rak pada perpustakaan, melainkan juga sebagai eksistensi penulis di era teknologi yang serba cepat dan digital ini.