BANJARBARU, Poros Kalimantan – Sampah ternyata barang primadona bagi ibu-ibu. Khususnya ibu-ibu di perumahaan Benawa Raya, Guntung Manggis, Banjarbaru.
Lewat bank sampah yang berdiri di sana, sampah bisa jadi uang. Sebagian juga menjadi kerajinan tangan. Juga, dapat diuangkan.
Bank Sampah Benawa Raya Mandiri didirikan pada tahun 2016. Kata “mandiri” pada nama seolah menjadi doa yang ingin diwujudkan. Sejak itu pula bank sampah ini giat menghimpun sampah warga RT 46/RW 03. Kemudian diaantarkan menuju bank sampah induk. Para donatur sampah, disebutnya nasabah. Layaknya sistem bank pada umumnya.
“Saat ini sudah ada 57 nasabah bank sampah,” ucap Direktur Utama Bank Sampah Benawa Raya Mandiri, Ni Wayan Indri.
Para nasabah cukup mengumpulkan sampah di rumahnya. Baik jenisnya kertas, plastik, aluminium maupun kardus bekas. Kemudian akan ditimbang dan disesuaikan dengan harga tiap kilonya.
Tiap menyerahkan sampah, nasabah secara langsung menambah tabungan. Indri mengatakan bahwa nasabah memiliki buku tabungan. Yang tiap menyerahkan sampah akan tertulis di buku. Dan tiap nominal yang terkumpul nantinya akan dipanen hasilnya. “Tiap hari raya tabungan akan diambil,” ungkapnya.
Buah ketekunan para pengelola, bank sampah ini menuai banyak prestasi. Di awal tahun berdiri sudah ada prestasi yang diraih. Di 2016, Bank Sampah Benawa Raya Mandiri menerima penghargaan Go Green and Clean Award dua kali. Dengan kategori Best Custome keduanya.
Kemudian juga juara 2 bank sampah di Banjarbaru di 2018. Terakhir di tahun ini mendapatkan predikat bank sampah terbaik se-Kalsel. Dalam lomba pengelolaan sampah oleh pemprov.
Sampah tak hanya dikumpulkan untuk dipasok ke bank sampah induk. Para pengelola yang mayoritas ibu-ibu ini, juga menjadikannya karya tangan. Seperti mengolah bungkus plastik menjadi olahan bernilai ekonomis. Lina, salah seorang nasabah sekaligus pengelola salah satunya.