PELAIHARI, Poros Kalimantan – Penangkaran sarang burung walet di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala) cukup menjamur. Namun, keberadaannya belum memberikan kontribusi optimal bagi pendapatan daerah.
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Tala bahkan belum berani memasang target pendapatan di sektor tersebut. Pasalnya, produksi air liur walet sendiri tak diketahui kapan.
Kasubid Pemeriksaan Monitoring dan Evaluasi Pajak Daerah Bapenda Tala, Rija Nupari mengaku masih kesulitan menagih pajak sarang burung walet.
Kata dia, kendala sejauh ini ialah sulitnya berkomunikasi dengan pemilik usaha sarang walet.
“Saat kami didatangi pihaknya, hanya ada penjaga. Saat ditanya nomor kontaknya, penjaga bilang tak tahu. Ditelepon, tak mengangkat. Serba salah,” ujarnya, Senin (17/7/2023)
Selain itu, berapa kali sarang walet ini panen juga belum diketahui. “Menurut informasi dari penangkaran di daerah lain, jika sudah benar-benar jadi sarang walet ini, maka dalam setahun dapat 3 kali panen,” tambahnya.