BANJARBARU, Poros Kalimantan – Pada Debat kedua menuju Pemilihan Gubernur Kalimantan Selatan yang diadakan Rabu, (18/11/2020) malam, menghadirkan dua calon Wakil Gubernur Kalsel. Yakni H Muhidin dengan nomor urut 1, pasangan Paman Birin- sapaan Sahbirin Noor. Dan Difriadi Darjat nomor urut 2, pasangan dari Haji Denny- panggilan Denny Indrayana.
Debat yang berlangsung selama 120 menit ini dibagi dalam the tujuh segmen. Untuk membahas tema Pendidikan, Ekonomi, Sosial, Keagamaan dan Kebudayaan. Dipandu oleh jurnalis asal CNN Indonesia, Nanik Hayati.
Ada momen-momen menarik dari setiap cagub. Baik bagaimana cara mereka berdebat hingga menyampaikan gagasan. Ketika memasuki segmen pertama kedua cagub memberikan visi dan misinya.
Segmen selanjutnya kemudian membahas pendidikan. Muhidin berujar jika kelak terpilih maka mereka akan mengunjungi daerah sambil membawa Kepala Dinas Pendidikan yang bagus. Karena dengan kadisdik yang bagus dapat meningkatkan kualitas pendidikan katanya dalam menjawab lemahnya manajemen pendidkan Kalsel saat ini.
Sementara itu, Difriadi mengatakan bahwa masih adanya sebaran guru yang belum merata di daerah. Serta pula memaksimalkan tokoh agama dalam lingkup pendidkan keislaman.
Dalam menanggapi isu ekonomi, kedua calon memiliki pendapat yang berbeda.
Menurut nomor urut 1, Muhidin ketika mendapatkan pertanyaan mengenai transformasi ekonomi. Agar tak hanya bergantung dengan kekayaan alam tak terbarukan, Muhidin memberikan jawaban untuk potensi sawit.
“Mungkin sawit. Dengan diolah menjadi minyak dan olahan lainnya. Bisa diolah dan mungkin terus menerus ada,” jawabnya singkat.
Sementara itu, dalam kesempatan menanggapi jawaban, Difriadi memberikan jawaban untuk lebih fokus kepada pengembangan sumber daya manusia atau SDM.
“Selain itu juga investasi di luar batu bara kita permudah. Juga kita mantapkan UMKM dengan produk lokal serta wisata daerah,” terangnya. Difiriadi juga berujar bahwa kelak jika terpilih investor datang akan dipermudah.
Terkait masalah keagamaan dan ancaman kelompok radikal, Muhidin memberikan pengalamannya.
“Kita akan himbau kerukunan umat beragama dengan para tokohnya. Saya sudah lakukan tiap bulan ketika jadi Walikota,” ungkapnya.
Sedangkan Difiriadi memberikan jawaban untuk membina tokoh agama. Agar menjadikan persepsi tentang agama sebagai bentuk petunjuk dan rahmat. Sehigga memunculkan pemikiran moderat dan akan mengeliminasi unsur radikal.