Joharifin selanjutnya menjabarkan, kemampuan daya pasok terkini sistem kelistrikan Kalseltengtimra adalah 1.764,5 Mega Watt (MW) dengan cadangan sebesar 259,7 MW. Ini tentu sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan industri-industri di Kalimantan. Tak sampai disitu saja, PLN selalu melakukan penambahan pembangkit baru setiap tahunnya dengan memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan seperti tenaga surya, bayu (angin), dan juga air.
“PLN berkomitmen untuk memimpin transisi energi dan ekonomi hijau, sehingga program dedieselisasi ini tak hanya membantu efisiensi pelaku industri tetapi turut membantu memperbaiki lingkungan dengan menyediakan listrik yang ramah lingkungan,” terang Joharifin.
Untuk mempermudah proses penyambungan PT PTK, PLN bekerja sama dengan Bank Mandiri yang berperan sebagai connection fee keeper dimana berperan sebagai penampung biaya penyambungan pelanggan, hingga selanjutnya diserahkan ke PLN saat PT PTK siap dilakukan energize.
“Melalui kerjasama dengan perbankan, kita memiliki jaminan kepastian sebagai pelanggan PLN. Kita selalu mencari terobosan dan solusi agar pelaku industri mudah berinvestasi di Kalimantan, yang tentu akan berdampak pada tersedianya lapangan pekerjaan. PLN siap menyediakan listrik kepada para investor berapapun kebutuhannya sesuai tagline PLN yaitu Anda Fokus Bisnisnya, Kami Urus Listriknya.” pungkas Joharifin.
Hendra Setiawan selaku Direktur PT PTK sangat mengapresiasi dan menyambut dengan positif atas terlaksananya PJBTL itu. Kehadiran listrik PLN sangat membantu operasional tambang emas yang memiliki luas 62.500 hektar sehingga menjadi lebih ekonomis.
“Terima kasih kami ucapkan kepada PLN, listrik dari PLN ini tentu akan memberikan keuntungan tersendiri bagi operasional usaha kami, sebab banyak biaya operasi yang terpangkas.” tutup Hendra.