Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, Holding Ultra Mikro telah menargetkan bisa melayani 55 juta nasabah untuk diberdayakan hingga 2024. Upaya BRI untuk go smaller pada sektor ultra mikro tidak lepas dari temuan bahwa sektor UMKM memiliki multiplier effect yang kuat bagi masyarakat Indonesia.
“Sebanyak 99 persen entitas bisnis di Indonesia itu merupakan UMKM dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 62 persen. Sektor UMKM bisa menyerap 97,22 persen tenaga kerja di Indonesia. Saya kira peran kami, mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM dan menaikelaskan mereka,” terangnya.
Sebagai pendukung utama sektor UMKM akunya, BRI telah berkontribusi 67 persen terhadap kredit UMKM nasional. BRI pun terus mempertajam fokus penyaluran kredit UMKM, tercermin dari komposisi kredit UMKM di BRI yang telah mencapai 84 persen dari total kredit.
Hingga kuartal II-2022, BRI secara konsolidasi berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen year on year (YoY). Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI secara konsolidasi tercatat tumbuh sebesar 9,81 persen year on year (YoY), dari Rp837,82 Triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp920 Triliun di akhir Juni 2022.
Ke depan, Sunarso menyebut Holding Ultra Mikro akan terus difokuskan untuk dapat melayani pelaku usaha ultra mikro yang unbankable.
“Strategi yang kami lakukan adalah pemberdayaan usaha melalui group lending di PNM. Kemudian kami mengintegrasikan layanan sehingga pelaku usaha ultra mikro yang sudah naik kelas dapat memilih berbagai layanan yang sesuai kebutuhannya, baik pinjaman berbasis gadai di Pegadaian atau kredit di BRI,” bebernya.
Sunarso menerangkan, BRI juga senantiasa menerapkan strategi business following stimulus untuk mengeskalasi pemulihan ekonomi. Hal ini tampak dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai gambaran, BRI diberikan kuota penyaluran KUR oleh pemerintah sebesar Rp260 triliun atau 70 persen dari proporsi KUR nasional. Alokasi KUR BRI tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp195,59 Triliun, dengan realisasi penyaluran Rp194,9 Triliun.
“Dari riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), setiap nasabah penerima KUR rata-rata mempekerjakan 3 orang. Kemudian masing-masing dari masing-masing 3 orang saja, maka KUR BRI diperkirakan akan menyerap 32,1 juta total lapangan kerja di Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi