Ia sendiri mengaku, ada segelintir orang tak suka dengan gaya ceplas-ceplosnya. Hal itu tak mengganggunya.
“Paling penting ialah berusaha selalu meningkatkan kualitas diri dan kemampuan bicara,” ujarnya.
Selama di dunia penyiaran, ia merasa banyak hal berkesan dirasakan. Selain dikenal banyak orang, meski cuma dari suara, seringkali ada juga pendengar setia yang merasa begitu karib. Bahkan termotivasi dengan lontaran kalimatnya.
Namun, sempat pula ia dibikin galau. Itulah kala ada aturan penyiar PNS tidak boleh mendapat honor siaran.
“Soal itu saya memilih tetap siaran tanpa honor. Saya terpatri ambil peran serta dalam menunjang pembangunan di daerah ini, turut memberikan informasi tentang kebijakan Pemda,” akunya.
Kini, setelah purna sudah tugasnya sebagai PNS, ia dipercaya menjadi salah satu anggota Dewan Pengawas (Dewas) di Radio Tuntung Pandang FM.
Sebelumnya Tuntung Pandang, radio yang diampunya, terkesan amat jadul. Radio menggunakan gelombang Amplitudo Modulation AM dengan penerimaan kualitas suara masih rendah. Tetapi kini sudah dibenahi, dan beralih jadi Frekuensi Modulasi (FM).
“Ini amanah yang besar dari Pemda Tanah Laut. Saya semampu mungkin memberikan darma bakti untuk menjadikan radio ini menjadi LPPL mandiri serta bisa berkontribusi bagi daerah tercinta,” tandasnya.
Sejauh ini, ia mengasuh beberapa program. Antara lain Tembang Kenangan, Dunia Wanita, Info Sehat dan Talkshow.
Reporter : Tung
Editor : Musa Bastara